Chat with me

Selasa, 18 Desember 2007

KEAJAIBAN SHADAQAH 2

Kisah ini terjadi pada abad ke-14 Hijriyah di Wadil Aflaj. Ada seorang lelaki keluar dari rumahnya untuk mencari air, namun ia tidak mendapatkan air di sekitarnya. Kemudian ia masuk ke sebuah tempat yang bernama Duhl. Duhl adalah sebuah tempat seperti gua yang terletak di lereng gunung, biasanya air hujan terkumpul di tempat tersebut, sehingga orang-orang mengambil airnya ketika musim panas. Ternyata ia tersesat di situ dan tidak ada penunjuk jalan. Ketika ia sedikit menjauh dari tempat tersebut dan tersadar bahwa dirinya telah tersesat serta tidak mampu untuk keluar, ia lantas duduk di situ sambil menunggu siapa tahu ada di antara keluarganya yang datang mencarinya. Ia belum sampai ke tempat air, padahal ia sudah lama menunggu. Ia pun merasa sangat lapar dan haus, lantas ia mengangkat kedua tangannya memohon kepada Robbnya. Tiba-tiba ada sebuah bejana di depannya. Dengan antusias ia segera mengangkat bejana tersebut ke mulutnya, ternyata isinya adalah susu sapi segar. Ia tinggal di tempat tersebut selama 15 hari dalam keadaan demikian kecuali di hari terakhir, ia tidak mendapatkan susu seperti biasanya. Setelah lama mencari, di hari terakhir itulah akhirnya para keluarga menemukan dirinya. Begitu kagetnya mereka melihat ia masih hidup meskit inggal sendirian di tempat tersebut sekian lamanya. Mereka lantas menanyainya, tapi ia tidak menjawab pertanyaan mereka. Justru ia balik bertanya kepada mereka, “Apa yang kalian kerjakan terhadap si Fulan, apakah kalian memberinya susu?” –ternyata setiap harinya, mereka memberi susu sapi kepada anak-anak yatim tetangganya-. Mereka menjawab, “Setiap hari, kami mengirimi susu kepada mereka kecuali hari kemarin.” Ia berkata, “Ya, aku sudah tahu itu.” Mereka balik bertanya “Bagaimana engkau bisa mengetahuinya?” Akhirnya, ia pun memberitahukan kepada mereka tentang datangnya susu yang melimpah kepadanya setiap hari kecuali hari kemarin.

Dikutip dari buku “Shadaqah memang Ajaib” (Kitab Fi Zhilali ‘Arsyi ‘r-Rohman karya Syaikh ‘Athiyyah Muhammad Salim)


Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda :

مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ, وَمَازَادَ اللهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلاَّ عِزًّا, وَماَ تَوَاضَعَ أَحَدٌ للهِ إِلاَّ رَفَعَهُ اللهُ


“Harta itu tidak akan berkurang karena dishodaqohkan, Allah tidak akan menambah seorang hamba yang suka memaafkan kecuali kemuliaan. Dant idaklah seseorang itu berlaku tawadhuk kepada Allah kecuali Allah akan meninggikan derajatnya.”

Pada hakikatnya, harta akan berkurang jika diberikan kepada orang lain, akan tetapi menurut hadits Rasulullah harta tidak akan berkurang jika disedekahkan/ diinfakkan. Ya benar!, Ada dua kemungkinan, jika bukan di dunia maka Allah akan menggantinya di akhirat, begitulah janji Allah. Dalam kisah di atas, seorang lelaki yang rajin bershodaqah dengan memberikan susu sapi segar kepada anak yatim tetangganya diselamatkan oleh Allah ketika ia tersesat, sementara tidak ada sesuatu pun di tempat tersebut, kemudian Allah menolongnya dengan memberikan susu segar kepada lelaki tersebut dan akhirnya ia mampu bertahan hidup selama 15 hari. Subhanallah!!!, betapa ajaibnya shadaqah !. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah yang diriwayatkan dari Sa’ad bin Ubadah, Ia berkata, Aku bertanya, “Wahai Rasulullah apakah shodaqoh yang paling utama?” Beliau menjawab, “Memberi minum kepada orang lain.” Diriwayat lain disebutkan bahwa Rasulullah pernah ditanya, “Shadaqah apa yang paling mengagumkan Anda?” Beliau menjawab, “Shadaqah yang berupa air.” Wahai saudaraku, apakah yang menghalangi kita untuk bersedekah? Wahai saudaraku jauhilah perbuatan kikir! Sebab perbuatan kikir adalah perbuatan yang tercela dan salah satu hal yang menyebabkan kita terdampar ke Api Neraka! Na’udzubillahi Min Dzaalik, Wahai saudaraku! Bershadaqahlah walaupun sekecil apapun, walaupun hanya senyuman sebab senyuman kepada saudara kita merupakan shadaqah, Bershadaqalah ! walaupun hanya memberikan segelas air kepada orang lain sebab itu merupakan suatu kebaikan dan merupakan shadaqah yang paling utama menurut hadits di atas, ingatlah kisah di zaman Rasulullah ketika terjadi peperangan, ketika itu ada tiga orang sahabat yang menghadapi sakaratul maut dan membutuhkan segelas air, pada waktu itu hanya ada segelas air, maka diberikanlah kepada sahabat yang pertama, lalu apa jawabannya? “Berikanlah kepada si fulan, mungkin saja ia lebih butuh dari saya!”, lalu diberikanlah segelas air tersebut ke sahabat yang kedua, jawabannya sama “Berikanlah kepada si fulan, mungkin saja ia lebih butuh dari saya!”, diberikanlah kepada sahabat yang ketiga dan ternyata jawabannya tetap sama “Berikanlah kepada si fulan, mungkin saja ia lebih butuh dari saya!”. Lalu segelas air itu diberikan kepada sahabat yang pertama, dan apa yang terjadi? Innalillahi Wa Inna Ilaihi Raaji’un, Ia telah syahid, sahabat yang kedua dan ketiga pun demikian Ia telah menemui Ajalnya menghadap Rabbnya.